Selasa, 05 Januari 2021

MENGANALISIS PERBEDAAN GENDER YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT Part 3

 

2. Literatur, Teori, Dan Pengembangan Hipotesis

Pada bagian ini, pertama-tama kita membahas topik kualitas audit dan auditor karakteristik yang bisa berdampak pada kualitas audit. Kami kemudian menjelaskan mengapa perbedaan jenis kelamin dalam karakteristik itu menjadi penting untuk penelitian kualitas audit. Kami selanjutnya meninjau literatur yang ada tentang perbedaan jenis kelamin yang paling penting untuk audit (yaitu pemecahan masalah, profil risiko, dan kemandirian) dan menganalisa apa dampak mereka terhadap kualitas audit. Akhirnya, kami merumuskan motivasi untuk penelitian dan hipotesis kami.

2.1 Kualitas audit dan karakteristik auditor

Di masa lalu, dianggap biasa untuk menentukan kualitas audit dengan kemungkinan bahwa auditor menemukan dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan (DeAngelo, 1981b). Namun baru-baru (misalnya Knechel, 2007), kualitas audit telah didefinisikan dalam hal tingkat jaminan yang auditor memperoleh. Sebagai dasar untuk menyatakan pendapat auditor, standar profesional mensyaratkan "auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material, baik karena kecurangan atau kesalahan. Jaminan yang wajar adalah jaminan tingkat tinggi. Yang diperoleh ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mengurangi risiko audit (yaitu, risiko dimana auditor menyatakan pendapat tidak pantas ketika laporan keuangan salah saji material) ke tingkat yang cukup rendah "(IFAC, 2009, ISA 200, 5 ).

Seperti dirangkum dalam Gambar. 1 kualitas audit tergantung pada beberapa karakteristik auditor pribadi seperti keahlian teknis auditor, kemampuan pemecahan masalah, profil risiko, pengalaman, dan kemandirian. Kualitas audit juga bergantung pada beberapa faktor yang terkait dengan perusahaan (misalnya budaya perusahaan audit, ukuran perusahaan, dan penyediaan jasa non-audit), karakteristik tim audit (misalnya komposisi tim audit dan tingkat keakraban antara anggota tim), dan factor- faktor di luar kontrol auditor (misalnya komite audit yang aktif dalam entitas pelaporan dan lingkungan peraturan Audit) (FRC 2008:. Francis, 2004; Watkins et al, 2004). Selain itu, situasi terkait tugas seperti tekanan waktu (DeZoort dan Tuhan, 1997) dan kompleksitas informasi yang akan diolah (Bonner, 1994) juga dapat mempengaruhi kualitas audit. Akhirnya, harus dipahami bahwa semua determinan ini mungkin saling mempengaruhi satu sama lain.

Dengan makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan jenis kelamin yang dapat mempengaruhi kualitas audit, kami akan berfokus sesudah itu pada karakteristik auditor pribadi “. `

Dengan audit secara inheren merupakan penilaian dan proses pengambilan keputusan, kualitas audit pada akhirnya bergantung pada pertimbangan auditor dan kualitas pengambilan keputusan (Knechel, 2000). Standar auditing yang berlaku (misalnya IFAC, 2009) dan peneliti (misalnya Ashton dan Ashton, 1995) telah menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh auditor untuk membentuk opini audit dapat diserap oleh penilaian, khususnya tentang risiko salah saji material, pertemuan audit bukti, dan penarikan kesimpulan berdasarkan bukti ini. Kualitas penilaian auditor dan pengambilan keputusan tergantung pada karakteristik pribadi auditor sebagai kemampuan pemecahan masalah (misalnya Bierstaker dan Wright, 2001; Libby dan Tan, 1992), keahlian teknis (misalnya Bedard dan Chi, 1993; Tan dan Kao, 1999), profil risiko (misalnya Farmer, 1993; van Nieuw Amerougen, 2007 ), pengalaman (misalnya Dini, 2002; Shelton, 1999), dan kemandirian (misalnya DeAngelo, 1981b;. Moore et al, 2006).

2.2 Perbedaan jenis kelamin dalam karakteristik auditor

Dalam artikel kajian mereka pada Model pelaporan auditor, Church et al. (2008: 75) mengemukakan bahwa "para peneliti menyelidiki apakah ada korelasi atau hubungan sistematis antara karakteristik individu (misalnya, usia, jenis kelamin, kepribadian, dan penampilan) dan laporan direkomendasikan". Karena laporan direkomendasikan itu adalah variabel output audit (dan dengan demikian proxy untuk kualitas audit), hubungan tersebut merupakan mediasi antara karakteristik individu (misalnya jenis kelamin) dan pertimbangan auditor dan pengambilan keputusan dan karakteristik pribadi ( Gambar. 2). Dengan proses audit dipengaruhi oleh tugas yang sedang dilakukan, kami percaya bahwa memang perlu bagi para peneliti audit untuk mengetahui apakah ada asosiasi yang sistematis. Asosiasi sistematis itu antara lain, misalnya, jenis kelamin dan karakteristik pribadi sehingga memungkinkan pengamat untuk memiliki informasi tentang jenis kelamin auditor untuk membuat prediksi statistik lebih akurat (dan dengan demikian kualitas audit) .

Jika memang ada perbedaan jenis kelamin yang signifikan dalam karakteristik auditor pribadi. Maka masuk akal untuk memprediksi bahwa jenis kelamin auditor secara sistematis terkait dengan audit yang dilakukan.

Kami meninjau beberapa literatur ilmiah yang mendukung gagasan bahwa perbedaan jenis kelamin yang ada di bidang-bidang beriku akan berpotensi mempengaruhi kualitas audit (yaitu profil pemecahan masalah, risiko, dan kemandirian).

Bersambung KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar